Sejarah
Perkembangan masyarakat Menurut Karl Marx
Dalam
menganalisis perkembangan masyarakat Karl Marx menegaskan bahwa berubah dan
berkembangnya masyarakat itu ditentukan oleh cara mereka memproduksi
barang-barang material.Cara produksi itu ditentukan oleh tenaga
produktif,berubah dan berkembangnya tenaga produktif akan menentukan hubungan
produksi,yang selaanjutnya menentukan system ekonomi masyarakat.
Berdasarkan
cara dan alat produksi Marx membagi perkembangan masyarakat menjadi 7 :
a.
Masyarakat Agraris/komunal primitif
Disebut
masyarakat komunal primitif karena
sistem ekonominya bersifat komunal dan alat kerjanya masih primitif. Sistem
ekonomi komunal primitif ialah sistem ekonomi yang alat produksinya milik
komune, tujuan produksinya untuk kepentingan komune, dan hasil produksinya
hanya hanya cukup untuk kebutuhan pribadi saja.Makin banyaknya
anggota kelompok dan berkembangnya teknologi(dengan ditemukannya logam)maka
terjadilah persaingan dalam perebutan wilayah.Perbaikan alat produksi
menyebabkan terjadinya perubahan social.Pembagian pekerjaan dalam proses
produksi mulai terjadi begitu pula system barter walau masih sangat sederhana
sehingga mulai tercipta hubungan kerja.Kebutuhan
terus bertambah sesuai dengan perkembangannya. Hal ini mendorong warga kelompok
bekerja lebih intensif meningkatkan produksinya untuk mencukupi kebutuhan.Hasilnya
masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya bahkan dapat menyimpannya sebagai
persediaan.Disamping itu timbul pula pikiran untuk melakukan perampasan
terhadap pihak lain. Perkembangan tenaga
produktif terus berjalan kontradiktif dengan hubungan produksi lama yang
komunal primitif. Perkembangan itu tidak tercegah hingga hubungan produksi
komunal primitif menjadi goyah.
b.
Masyarakat Pemilikan Budak
Negara tidak
selamanya ada. Negara baru muncul karena munculnya pertentangan yang tajam
antar masyarakat, dan dimulai pada zaman perbudakan. Zaman perbudakan merupakan
awal dari menajamnya pertentangan dalam masyarakat yang sebelumnya tidak
mengenal kelas, yaitu masyarakat komunal primitif komunitas tradisonal), sebuah
masyareakat dimana setiap orang dipandang sejajar baik dalam hak maupun
kewajiban.Proses perkembangan perdagangan dan capital di zaman
kuno serta adanya hubungan antara pemilik alat-alat produksi dan kaum pekerja
melahirkan perbudakan.Tuan budak memiliki sepenuhnya budak,bukan hanya
tenaganya tetapi juga manusianya,karena itu budak boleh dijual bahkan
dibunuh.Budak juga digunakan sebagai ukuran kekayaan oleh kaum-kaum tuan
budak.Tuan budak merampas semua produksi dan hasil kerja budaknya. Budak yang bekerja diberi upah yang minim untuk mempertahankan
tingkat kerjanya dan supaya tidak mati. Tidak ada batas waktu jam
kerja. Mereka bekerja dibawah ancaman cambuk dan pukulan mandor dan tukang
pukul yang mengawasi pekerjaannya. Sedikit saja budak-budak itu dianggap
teledor, tidak cepat, tidak cekatan, malas dsb, mereka terus saja dicambuk dan
dipukul oleh mandor atau tukang pukul itu. Ekonomi dalam masyarakat pemilikan
budak mengalami perkembangan maju sejalan dengan perkembangan tenaga kerja
produktif. Juga kebudayaan, seni dan teknik mengalami perkembangan yang pesat
dan menonjol. Ini terjadi dan dimungkinkan karena sudah lahir klas yang
berkesempatan untuk memikirkan dan berkepentingan akan hasil perkembangan
kebudayaan, seni, dan teknik, yaitu klas tuan budak. Tuan-tuan budak dan raja-raja budak sebagai klas penindas
dan penghisap sudah sama sekali lepas dari proses produksi. Karena itu mereka
mempunyai banyak waktu dan sangat berkesempatan untuk memikirkan perkembangan
kebudayaan, seni dan teknik. Mereka sangat berkepentingan akan hal itu untuk
bisa lebih meningkatkan eksploitasi ekonomi dan menikmati hasil penghisapannya
dalam kehidupannya. Perkembangan maju teknik juga membawa maju perkembangan
ekonomi. Hasil eksploitasi ekonomi tuan-tuan budak dan raja-raja budak tambah
meningkat. Pertukaran barang-barang keperluan hidup yang mereka hasilkan
menjadi ramai diantara mereka dan didalam
kehidupan masyarakat.Setelah adanya uang sebagai
alat tukar, maka jumlah barang yang dipertukarkan semakin banyak. Kebutuhan masyarakat terus bertambah
dan berkembang. Berhubung dengan itu pertukaran juga berkembang dan meluas,
yang membuat tuan-tuan budak tertarik dan berkepentingan pula untuk bisa
melayani dan mengimbangi dengan menghasilkan barang-barang lebih banyak. Ini berarti
bahwa bahwa tuan-tuan budak juga memerlukan kerja yang lebih keras dari budak
budaknya. Maka lalu terjadi pemerasan yang lebih hebat terhadap budak-budak
oleh tuan-tuan budak. Tuan-tuan budak memeras budak-budaknya lebih hebat lebih
hebat untuk kepentingannya sendiri. Budak-budaknya dipaksa untuk kerja lebih
keras lagi dari sebelumnya tanpa mengingat batas kekuatan kerja budak-budaknya
dengan tujuan untuk bisa menghasilkan barang-barang lebih banyak lagi sesuai
dengan kehendak tuan-tuan budak. Budak-budak tidak bisa berbuat lain kecuali
hanya harus menuruti keinginan tuan-tuan budaknya dengan terpaksa bekerja lebih
keras. Budak-budak bekerja lebih kerasnya. Budak-budak bekerja begitu kerasnya
sampai akhirnya melampaui batas kekuatannya.Tuan budak melengkapi
dirinya dengan mengangkat tukang pukul untuk menghadapi perlawanan para budak. Walau begitu perlawanan budak-budak bukan mereda dan
padam, tetapi terus berjalan disana-sini tidak terkendalikan. Bahkan akhirnya
sampai menjadi dan terjadi pemberontakan-pemberontakan budak yang sama-sama
menentang dan menolak kerja serta merusak dan menghancurkan alat-alat kerja.
Sedang yang tidak sampai berontak, kerjanya menjadi bermalas-malasan karena
sudah kehabisan tenaga sehingga tidak bisa mencapai target yang ditentukan oleh
tuan budak. Bahkan kerja budak menjadi merosost jauh dibawah target yang
akibatnya perkembangan ekonomi masyarakat pemilkian budak menjadi terhalang dan
rusak. Budak-budak sudah tidak sanggup dan sudah tidak bisa dipaksa lagi untuk
bekerja diluar batas kemampuannya menuruti keinginan tuan-tuan budak dalam
mengejar kekayaan. Mereka bahkan menuntut kebebasan dan kemerdekaan dirinya
untuk menjadi orang-orang merdeka.
Menghadapi keadaan dan tuntutan budak-budaknya itu, tuan-tuan budak berusaha untuk mengatasinya dengan melakukan penindasan yanglebih keras, kejam dan sewenang-wenang. Tetapi juga tetap tidak berhasil dan sia-sia. Soalnya juga menjadi tetap dan tidak terpecahkan. Perkembangan ekonomi masyarakat pemilikan budak terus memburuk dan bertambah rusak. Keadaan ini menunjukkan bahwa hubungan produksi pemilikan budak tidak sesuai lagi dengan perkembangan tenaga produktif. Itu berarti bahwa hubungan produksi pemilikan budak sudah tidak bisa dipertahankan. Bingkainya sudah sempit bagi gerak dan perkembangan tenaga produktif. Maka harus di diganti dengan bentuk hubungan produksi baru yang sesuai dengan perkembangan tenaga produktif.
Menghadapi keadaan dan tuntutan budak-budaknya itu, tuan-tuan budak berusaha untuk mengatasinya dengan melakukan penindasan yanglebih keras, kejam dan sewenang-wenang. Tetapi juga tetap tidak berhasil dan sia-sia. Soalnya juga menjadi tetap dan tidak terpecahkan. Perkembangan ekonomi masyarakat pemilikan budak terus memburuk dan bertambah rusak. Keadaan ini menunjukkan bahwa hubungan produksi pemilikan budak tidak sesuai lagi dengan perkembangan tenaga produktif. Itu berarti bahwa hubungan produksi pemilikan budak sudah tidak bisa dipertahankan. Bingkainya sudah sempit bagi gerak dan perkembangan tenaga produktif. Maka harus di diganti dengan bentuk hubungan produksi baru yang sesuai dengan perkembangan tenaga produktif.
Hubungan produksi dan masyarakat pemilikan budak merupakan
hubungan produksi dan masyarakt penindasan dan penghisapan yang paling kasar,
kejam dan sewenang-wenang dalam sejarah perkembangan masyarakat. Tetapi walau
begitu, masyarakat pemilikan budak merupakan awal dari berkembangnya
kebudayaan, seni, “teknik”, dan politik. Filsafat, ilmu, sastra, pembangunan,
negara, dan sebagainya, Lahir dan mulai berkembang pada zaman masyarakat
pemilikan budak. Hal itu telah membawa kemajuan dan perkembangan lebih lanjut
bagi ilmu dan sosial. Masyarakat pemilikan budak juga merupakan masyarakat
pertama yang berklas dan bernegara. Dalam masyarakat pemilikan budak lahir
berbagai ilmu dan pandangan tentang duniayang mendasari perkembangan ilmu-ilmu
dan pandangan-pandangan tentang dunia itu. Begitulah masyarakat pemilikan budak
merupakan masyarakat yang paling negatif, tetapi juga mempinyai peranan yang
sangat positif bagi kehidupan manusia dalam perkembangan masyarakat
Klas-klas social
pemilikan budak terdiri dari: klas pemilik budak,klas penjaga pemilik
budak,klas rohaniawan,klas pedagang,klas buruh dan klas petani.
c.
Masyarakat Feodalisme
Hubungan
produksi feodal terbentuk dan berlangsung sesuai dengan tuntutan perkembangan
tenaga produktif sesuai bagi kelonggaran geraknya. Sebagaiman budak yang
merupakan tenaga kerja sebagai unsur tenaga produktif telah mendapat kebebasan
dan kemerdekaan sesuai dengan tuntutannya. Budak yang kemudian menjadi tani
hamba dalam hubungan produksi feodal, pada hakekatnya juga budak. Tapi bukan
lagi budak yang boleh dibunuh dan dijual belikan seperti pada jaman pemilikan
budak. Tani hamba bukan budak yang diikat dengan rantai dikakinya pada waktu
sedang bekerja seperti pada jaman pemilikan budak. Dalam
masyarakat feodal ditentukan oleh kepemilikan tanah. Hukum ekonomi pokok
feodalisme ialah pemilikan tanah oleh tuan feodal dan kerja tani hamba dalam
ikatan tanah garapan milik tuan feodal dibawah syarat ketentuan dan kepentingan
tuan feodal. Tanah-tanah dikuasai dan merupakan milik tuan feodal. Diatas tanah
itulah tani hamba bekerja, hidup diikat dengan tanah garapannya oleh tuan
feodal atas dasar ketentuan dan kepentingan tuan feodal. Tuan feodal kecuali
pemilik dan penguasa tanah, juga penguasa dan pengendali pemerintahan negara.
Dengan kekuasaannya itu tuan feodal menindas dan menghisap tani hamba serta
menjaga keselamatan pemilikannya atas tanah dan kelangsungan penguasannya aras
tanahnya itu sebagai sumber pokok dan utama bagi pangan, kekayaan, dan biaya
pemerintahan. Dengan begitu tani hamba tani hamba benar-benar sangat sulit bisa
hidup lepas dari ikatan penindasan dan penghisapan dalam hubungan
produksi feodalisme. Tani hamba mengalami berbagai macam bentuk penindasan dan
penghisapan feodalisme. Mereka bekerja menggarap tanah dengan hasilnya sebagian
besar untuk tuan feodal, dan hanya sebagian sangat kecil untuk dirinya sendiri.
Mereka bekerja di dua tempat atau di dua bagian tanah, yaitu diatas tanah tuan
feodal dan diatas tanah garapannya sendiri. Untuk itu, waktu kerja mereka di
bagi. Berapa hari dalam satu minggu atau berapa minggu dalam satu bulan, dan
sebagainya. Mereka bekerja penuh diatas tanah tuan feodal. Kemudian sisa hari
atau minggu sesudah bekerja diatas tanah tuan feodalnya, mereka bekerja diatas
tanah garapannya sendiri dengan hasilnya semua untuk dirinya sendiri. Dengan
kedudukannya yang demikian itu maka pada hakekatnya tani hamba adalah manusia
setengah budak, yaitu manusia yang sudah tidak boleh dibunuh, tetapi masih bisa
di jual belikan bersama tanah garapannya. Pertukaran yang terus berkembang,
tambah luas jangkauannya. Bahan atau barang yang diperlukan tambah banyak macam
dan jenisnya. Hal itu mendorong timbulnya perantara, yaitu orang yang khusus
melayani pertukaran sebagai penghuibung antara pemakai bahan atau barang yang
diperlukan oleh masing-masing. Mereka diperlukan dalam pertukaran yang semakin
ramai dan meluas. Dengan adanya perantara, pertukaran berlangsung secara
sederhana dan praktis. Tidak perlu semua orang yang berkepentingan mesti
langsung melakukannya. Dengan begitu mereka bisa mempunyai dan menggunakan
waktu lebih banyak untuk melakukan produksi. Karena itu kegiatan ekonomipun
bertambah.
Tahap demi tahap produksi kecil-kecilan rumah tangga bukan hanya dilakukan produsen tapi juga oleh kaum tani hamba sebagai kerja sambilan.Hal itu melahirkan masyarakat pedagang keliling dan kelompok masyarakat magang kerja,dimana mereka akhirnya mereka membentuk suatu masyarakat kota yang mempunyai struktur menyerupai negara yang akhirnya menjadi .kerajaan.Karena alat produksi berkembang,produksi barang perusahaan rumah tangga pun berkembang.Perkembangan-perkembangan itu menarik tuan feudal untuk juga mendapatkan keuntungan dengan menarik pajak yang tinggi dan meminta upeti dari kaum tani hamba. Tindakan raja feodal itu menimbulkan ketidakpuasan dan tentangan-tentangan dari kaum produsen dan perantara atau pedagang. Selanjutnya mendorong mereka untuk bersatu dalam satu wadah sesuai dengan lapangan kegiatannya dan kepentingannya masing-masing. Maka timbullah perkumpulan-perkumpulan mereka untuk melindungi diri dari tindakan-tindakan raja feodal yang memeberatkan dan untuk mencapai kepentingan bersama. Perkumpulan-perkumpulan itu disebut gilde. Kaum produsen sebagai tukang, bersatu dalam satu perkumpulan tukang yang disebut gilde tukang. Sedang kaum perantara atau kaum pedagang, bersatu dalam satu perkumpulan tersendiri yang disebut gilde dagang.Namun kenyataan yang ada banyak para pekerja yang kehilangan alat kerjanya untuk membayar utang kepada kepala gilde.Sehingga harus menjadi upahan kepala gilde. Sejalan dengan proses perkembangan kehidupan intern gilde yang demikian itu, dan untuk mengintensipkan serta menyatukan kwalitas produksi, timbullah perubahan sistem kerjasama dalam gilde. Produksi barang tidak lagi dikerjakan oleh seseorang dari awal samapi akhir jadinya, tetapi dikerjakan bersama atas dasar pembagian kerja khusus yang hanya mengerjakan satu jenis atau satu tinggkat pekerjaan dari seluruh pekerjaan pembuatan satu jenis barang. Membuat sepatu tidak seluruh pekerjaan dikerjakan hanya oleh seseorang,tetapi dibagi-bagi.Melihat .Pada masa itu uang yang dulu berfungsi sebagai alat tukar berkembang fungsinya sebagai capital dan sebagai alat menyimpan dan menimbun kekayaan.Hal ini membuat kaum feodal melakukan penindasan,perampasan,serta pungutan pajak yang lebih besar lagi,bahkan melakukan kerja paksa. Ketidakpuasan klas-klas baru dan tani hamba serta kaum produsen kerajinan tangan dan lain-lain. Akhirnya meledak dan menimbulkan aksi-aksi serta perlawanan-perlawan yang menentang ketentuan-ketentuan dan tindakan-tindakan tuan-tuan dan raja-raja feodal memberatkan. Aksi-aksi dan perlawanan-perlawanan klas-klas baru yang didukung oleh tani hamba dan kaum produsen kerajinan tangan dan lain-lain, mengalami penindasan-penindasan dari tuan-tuan dan raja-raja feodal. Tetapi aksi-aksi dan perlawanan-perlawana itu terus berkembang tidak terbendung dan meyulitkan kehidupan feodalisme lebih lanjut. Maka akhirnya hubungan produksi feodalisme tidak bisa bertahan, dan hancurlah hubungan produksi feodalisme itu, di ganti dengan hubungan produksi kapitalisme yang sesuai dengan perkembangan tenaga produktif. Salah satunya adalah Revolusi Perancis 1781 – 1791. Masyarakat feodal dinegasikan dan kemudian berubah menjadi masyarakat kapitalis seperti sekarang.
Tahap demi tahap produksi kecil-kecilan rumah tangga bukan hanya dilakukan produsen tapi juga oleh kaum tani hamba sebagai kerja sambilan.Hal itu melahirkan masyarakat pedagang keliling dan kelompok masyarakat magang kerja,dimana mereka akhirnya mereka membentuk suatu masyarakat kota yang mempunyai struktur menyerupai negara yang akhirnya menjadi .kerajaan.Karena alat produksi berkembang,produksi barang perusahaan rumah tangga pun berkembang.Perkembangan-perkembangan itu menarik tuan feudal untuk juga mendapatkan keuntungan dengan menarik pajak yang tinggi dan meminta upeti dari kaum tani hamba. Tindakan raja feodal itu menimbulkan ketidakpuasan dan tentangan-tentangan dari kaum produsen dan perantara atau pedagang. Selanjutnya mendorong mereka untuk bersatu dalam satu wadah sesuai dengan lapangan kegiatannya dan kepentingannya masing-masing. Maka timbullah perkumpulan-perkumpulan mereka untuk melindungi diri dari tindakan-tindakan raja feodal yang memeberatkan dan untuk mencapai kepentingan bersama. Perkumpulan-perkumpulan itu disebut gilde. Kaum produsen sebagai tukang, bersatu dalam satu perkumpulan tukang yang disebut gilde tukang. Sedang kaum perantara atau kaum pedagang, bersatu dalam satu perkumpulan tersendiri yang disebut gilde dagang.Namun kenyataan yang ada banyak para pekerja yang kehilangan alat kerjanya untuk membayar utang kepada kepala gilde.Sehingga harus menjadi upahan kepala gilde. Sejalan dengan proses perkembangan kehidupan intern gilde yang demikian itu, dan untuk mengintensipkan serta menyatukan kwalitas produksi, timbullah perubahan sistem kerjasama dalam gilde. Produksi barang tidak lagi dikerjakan oleh seseorang dari awal samapi akhir jadinya, tetapi dikerjakan bersama atas dasar pembagian kerja khusus yang hanya mengerjakan satu jenis atau satu tinggkat pekerjaan dari seluruh pekerjaan pembuatan satu jenis barang. Membuat sepatu tidak seluruh pekerjaan dikerjakan hanya oleh seseorang,tetapi dibagi-bagi.Melihat .Pada masa itu uang yang dulu berfungsi sebagai alat tukar berkembang fungsinya sebagai capital dan sebagai alat menyimpan dan menimbun kekayaan.Hal ini membuat kaum feodal melakukan penindasan,perampasan,serta pungutan pajak yang lebih besar lagi,bahkan melakukan kerja paksa. Ketidakpuasan klas-klas baru dan tani hamba serta kaum produsen kerajinan tangan dan lain-lain. Akhirnya meledak dan menimbulkan aksi-aksi serta perlawanan-perlawan yang menentang ketentuan-ketentuan dan tindakan-tindakan tuan-tuan dan raja-raja feodal memberatkan. Aksi-aksi dan perlawanan-perlawanan klas-klas baru yang didukung oleh tani hamba dan kaum produsen kerajinan tangan dan lain-lain, mengalami penindasan-penindasan dari tuan-tuan dan raja-raja feodal. Tetapi aksi-aksi dan perlawanan-perlawana itu terus berkembang tidak terbendung dan meyulitkan kehidupan feodalisme lebih lanjut. Maka akhirnya hubungan produksi feodalisme tidak bisa bertahan, dan hancurlah hubungan produksi feodalisme itu, di ganti dengan hubungan produksi kapitalisme yang sesuai dengan perkembangan tenaga produktif. Salah satunya adalah Revolusi Perancis 1781 – 1791. Masyarakat feodal dinegasikan dan kemudian berubah menjadi masyarakat kapitalis seperti sekarang.
Klas-klas social yang
terdapat dalam masyarakat Feodal yaitu:
Petani. klas Raja,klas Bangsawan,klas
Prajurit,klas Rohaniawan,klas Borjuis,klas Buruh,dan klas
d.Masyarakat
Kapitalisme
Menurut Karl Marx kapitalisme adalah
sistem sosio-ekonomi yang dibangun untuk mencari keuntungan yang didapat dari
proses produksi,bukan dari dagang,riba,memeras,ataupun mencuri secara
langsung,tetapi dengan cara mengorganisasikan mekanisme produksi tertentu
sehingga mengurangi biaya produksi seminimum mungkin.Masyarakat pada masa kapitalis
adalah masyarakat yang menghendaki kebebasan individu.Kelas kapitalis
mempekerjakan kaum buruh yang terpaksa menjual tenaganya karena tidak memiliki
pabrik dan alat produksi lainnya, maka dalam sistem kapitalis terlihat adanya
fenomena baru yaitu, hubungan produksi yang memungkinkan terus-menerus
meningkatkan alat produksi, caranya adalah memperbaharui pabrik-pabrik, modernisasi
mesin-mesin dengan menggunakan tenaga uap dan listrik. Akibat langsung dari
sistem macam ini adalah kerja menjadi terspesialisasi, aktivitas persaingan
mencari pasaran hasil produksi menjadi tugas utama kaum kapitalis, sedang pada
saat yang sama upah dan kesejahteraan yang tidak kunjung datang menjadi dambaan
kaum pekerja.Kapitalisme telah menyebabkan manusia sebagai pekerja,tidak lagi
mempunyai control atas potensi yang terkandung dalam kerja mereka.Potensi
ini,disebut Marx sebagai labour power(tenaga kerja),kepada kapitalis
dipertularkan dengan benda abstrak yang terdapat dalam upah.Untuk
mencapai nilai surplus dari produksinya,maka kapitalis memaksa parah buruh
untuk bekerja lebih lama dari seharunya.Akibat dari tindakan kapitalis
tersebut,menyebabkan para buruh mengalami keterasingan dalam kehidupannyaMasyarakat kapitalis adalah
masyarakat penghisapan kaum kapitalis atas kerja kaum buruh atau masyarakat
kapital yang menghisap darah manusia dan masyarakat uang yang menimbun kekayaan
serta masyarakat barang dagangan yang mengejar keuntungan. Kapital atau modal
dalam masyarakat capital adalah hubungan social dari suatu dominasi,suatu
ungkapan tentang hierarki struktur kelas di masyarakat.Kapital, uang dan barang
dagangan itu bergerak dari nafas penghisapan atas kerja kaum buruh.
Ketiga-tiganya merupakan tiga serangkai yang mempunyai peranan penting dalam
gerak masyarakat dan kehidupan kapitalis yang hidup dari nafas penghisapan atas
kerja kaum buruh. Sebab kapitalis tidak bisa hidup menghisap tanpa kapital dan
tanpa peranan uang serta produksi barang dagangan. Penghisapan kapitalis atas
tenaga kerja dan hasil kerja kaum buruh begitu halus, melalui jalan yang sangat
berliku-liku dengan cara-cara yang rumit, sangat terselubung dan penuh rahasia.
Demikian itu penghisapan kaitalis atas buruh menjadi sangat tidak kentara.
Begitu tidak kentaranya sampai bisa tidak dimengerti dan tidak terasa oleh kaum
buruh bahwa sesungguhnya mereka itu hidup bekerja didalam cengkeraman dan
dibawah penghisapan kapitalis.
Penghisapan kapitalis yang
demikian itu menampakkan diri dengan melantunkan sangat banyak gejala dalam
berbagai macam bentuk yang mengandung sangat banyak persoalan. Persoalannya
begitu banyak dan tidak sederhana hingga tidak mudah bisa dimengerti begitu
saja, baik oleh kaum buruh yang terhisap maupun oleh mereka yang menangkap
gejalanya. Tapi walau begitu dan bagaimanapun, rahasia persoalan penghisapan
kapitalis bukan suatu hal yang tidak bisa diungkap. Satu-per-satu dan semua
bisa diangkat ke permukaan serta bisa diketahui dan dimengerti secara jelas
masalah dan persoalannya.Perkembangan
teknologi yang semakin canggih menciptakan spesialisasi bidang usaha,sehingga
semakin memperluas pasar.Persaingan antara sesama kaum kapitalis pun tak
terhindarkan.Akibatnya kaum buruh mengalami kesengsaraan.Hal ini membuat kaum
buruh mengadakan revolusi,merebut kekuasaan politik dan merebut kekuasaan alat
produksi,untuk dijadikan milik bersama seluruh masyarakat.Menurut Karl Marx
kapitalisme akan runtuh,dan digantikan oleh sosialis-komunis.
Klas-klas social pada masyarakat kapitalis yaitu:klas
Pemilik modal,klas Penguasa Negara,klas Angkatan perang,klas Cendekiawan,klas
Feodal,klas Buruh,klas Petani
e.
Masyarakat Sosialisme
Masyarakat
sosialis adalah masyarakat yang lahir lewat perjuangan revolusioner klas buruh
atau proletar dalam menghancurkan kapitalisme.Masyarakat sosialis berdiri atas
dasar pemilikan alat-alat produksi secara sosial.Dalam proses ekonomi produksi
masyarakat sosialis bersifat kolektif sehingga dalam proses produksi tidak
terjadi kontradiksi yang antagonis. Perbedaannya dengan sistem masyarakat
komunal adalah alat-alat produksi dalam sistem sosialis berdasarkan atas hasil
dari kebudayaan manusia yang telah tinggi. Sistem sosialis
dirancang untuk memberi kebebasan bagi manusia mencapai harkatnya tanpa
penindasan. Kerja pada fase ini adalah sebagai sarana obyektivasi setiap
individu, sehingga kerja bukanlah pekerja paksaan sebagaimana dalam
kapitalisme, melainkan kerja atas dasar kebebasan dan Universalitas manusia.Dengan lain,
kata sebuah sistem yang menginginkan hapusnya kelas-kelas dalam masyarakat.
Sosialisme merupakan tahapan masyarakat transisional menuju masyarakat komunis,
yaitu masyarakat tanpa negara dan kelas.
Dalam sosialisme, negara masih ada, hanya saja fungsinya sudah jauh berkurang dan melemah yaitu hanya sebagai alat mempertahankan hasil revolusi dari serangan balik kaum borjuis. Negara dalam hal ini adalah dalam bentuk kediktatoran proletariat yang bertugas untuk memangkas sisa-sisa kelas borjuis yang ada.Dari sini bisa di pahami bahwa Negara dalam konsepsi sosialisme adalah berbentuk kediktatoran proletariat. Selain itu, Negara dalam perkembangannya adalah sesuatu yang harus dilenyapkan, sebab dalam pemikiran sosialisme Marx, Negara merupakan perwujudan dari system kelas yang dalam hal ini harus dilenyapkan
Dalam sosialisme, negara masih ada, hanya saja fungsinya sudah jauh berkurang dan melemah yaitu hanya sebagai alat mempertahankan hasil revolusi dari serangan balik kaum borjuis. Negara dalam hal ini adalah dalam bentuk kediktatoran proletariat yang bertugas untuk memangkas sisa-sisa kelas borjuis yang ada.Dari sini bisa di pahami bahwa Negara dalam konsepsi sosialisme adalah berbentuk kediktatoran proletariat. Selain itu, Negara dalam perkembangannya adalah sesuatu yang harus dilenyapkan, sebab dalam pemikiran sosialisme Marx, Negara merupakan perwujudan dari system kelas yang dalam hal ini harus dilenyapkan
Dalam
masyarakat sosialis ,industry dikelola oleh negara.Jumlah produksi ditetapkan
oleh Negara atas dasar kebutuhan rakyat.Upah kerja didasarkan pada basis upah
minimum.Prinsip ekonimi masyarakat sosialis adalah mandiri.
Dalam
masyarakat sosialis masih terdapat klas-klas yaitu klas buruh,sisa borjuis,dan
sisa feudal.Karena klas borjuis dan feudal masih berusaha memiliki alat-alat
produksi,maka perjuangan kaum sosialis masih belum usai.
Klas-klas social yang terdapat pada masyarakat
sosialis yaitu:Klas Partai penguasa,klas Angkatan
perang,klas Cendikiawan,klas Borjuis,klas Feodal,klas Buruh dan klas Petani.
f.Masyarakat
Komunisme
Fase Masyarakat Komunisme merupakan tahap Sejarah Perkembangan masyarakat Menurut Karl Marx yang terakhir .Fase masyarakat komunisadalah
fase dimana kelas dan negara adalah benar-benar telah lenyap. Sekilas dapat
dikatakan sosialisme sama dengan komunisme,namun menurur Karl Marx keduanya
berbeda.Perbedaan ke dua fase tersebut dapat dilihat dari:
Dalam
fase sosialisme produktifitas masih rendah,dan kebutuhan materi belum terpenuhi
secara cukup.Sementara itu dalam fase komunisme produktifitas sudah tinggi
sehingga semua kebutuhan materi sudah produksi secara cukup dengan dengan
begitu perekonomian dapat memenuhi kebutuhan semua masyarakat secara
berkelimpahan.
2.Hakekat manusia sebagai produsen
Dalam
fase sosialisme masyarakat belum cukup menyesuaikan diri sehingga menjadikan
kerja sebagai hakikat dari mementingkan intensif materi untuk bekerja.Sedangkan
pada fase masyarakat komunisme,kerja sudah menjadi kakekat.Manusia bekerja
dengan gembira dan sukacita.Semua pekerjaan dilakukan secara sukarela,dengan
efisien ,tanpa terlalu mengharapkan intensif langsung seperti upah,yang hanya
merupakan produk sampingan dari kerja.
3.Pembagian
pendapatan
Dalam fase sosialisme berlaku
prinsip ”dari masing-masing sesuai dengan kemampuannya,untuk setiap orang
sesuai dengan pekerjaanya sendiri”.Sedangkan dalam fase komunisme berlaku
prinsip ”dari masing-masing sesuai dengan kemampuannya,untuk setiap orang
sesuai dengan kebutuhannya”.
Pada
fase masyarakat komunisme otoritas pengendali proses produksi bukan lagi
kediktatoran proletariat melainkan sebuah partai tunggal yang bernama partai
komunisme. Dalam istilah Marx, fase awal sebagai tahapan tranformasi masyarakat
dari kapitalisme ke sosialisme, Marx menyebutnya sebagai “fase Komunisme Liar”.
Sedangkan pada fase yang kedua sebagai tahap puncak perkembangan masyarakat,
Marx menyebutnya dengan fase “Komunisme Puncak”.
Pada masyarakat komunis perbudakan manusia tidak ada lagi karena adanya pembagian kerja yang adil,tidak ada lagi konflik,tidak ada lagi negara,tidak ada kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi,tenaga kerja tidak lagi menjadi alat produksi tetapi menjadi dasar kebutuhan hidup,tiap orang bekerja sesuai dengan kemampuannya, dan masyarakat sudah hidup makmur.Dalam masyarakat komunis sudah tidak ada kelas lagi,semua sumber alam dan alat-alat produksi menjadi milik bersama. Pada fase ini, setiap manusia dapat mencapai kecakapan dalam bidang apapun. Hari-hari setiap orang akan dihabiskan dengan kegiatan yang menyenangkan dan pengembangan kreatifitas manusia. Manusia akan hidup dengan damai dan harmonis, baik dengan dirinya sendiri, orang lain maupun alam.
Pada masyarakat komunis perbudakan manusia tidak ada lagi karena adanya pembagian kerja yang adil,tidak ada lagi konflik,tidak ada lagi negara,tidak ada kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi,tenaga kerja tidak lagi menjadi alat produksi tetapi menjadi dasar kebutuhan hidup,tiap orang bekerja sesuai dengan kemampuannya, dan masyarakat sudah hidup makmur.Dalam masyarakat komunis sudah tidak ada kelas lagi,semua sumber alam dan alat-alat produksi menjadi milik bersama. Pada fase ini, setiap manusia dapat mencapai kecakapan dalam bidang apapun. Hari-hari setiap orang akan dihabiskan dengan kegiatan yang menyenangkan dan pengembangan kreatifitas manusia. Manusia akan hidup dengan damai dan harmonis, baik dengan dirinya sendiri, orang lain maupun alam.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam merevolusi
sistem produksi lama (kapitalisme) menuju masyarakat baru (komunisme) adalah
sebagai berikut :
1. Penghapusan properti tanah dan aplikasi semua sewa tanah demi tujuan publik.
2. Pajak pendapatan yang progresif atau bertahap.
3. Penghapusan semua hak warisan.
4. Penyitaan semua properti dari imigran dan pemberontak.
5. Sentralisasi kredit ditangan negara dengan menggunakan bank nasional dengan modal negara dan monopoli eksklusif.
6. Sentralisasi alat-alat komunikasi dan transportasi di tangan negara.
7. Perluasan pabrik-pabrik dan alat produksi milik negara, penanaman lahan tidur dan meningkatkan kesuburan tanah secara umum sesuai dengan rencana bersama.
8. Kewajiban yang setara bagi semua untuk pekerja. Pembentukan tentara industrial khususnya untuk pertanian.
9. Kombinasi Agrikultur dengan industri manufaktur, penghapusan bertahap perbedaan antara kota dan desa, dengan distribusi yang lebih seimbang kepada seluruh penduduk negeri.
10. Pendidikan bebas untuk anak-anak di sekolah publik. Penghapusan tenaga kerja anak-anak di pabrik, kombinasi pendidikan dengan produksi industri dan seterusnya.
1. Penghapusan properti tanah dan aplikasi semua sewa tanah demi tujuan publik.
2. Pajak pendapatan yang progresif atau bertahap.
3. Penghapusan semua hak warisan.
4. Penyitaan semua properti dari imigran dan pemberontak.
5. Sentralisasi kredit ditangan negara dengan menggunakan bank nasional dengan modal negara dan monopoli eksklusif.
6. Sentralisasi alat-alat komunikasi dan transportasi di tangan negara.
7. Perluasan pabrik-pabrik dan alat produksi milik negara, penanaman lahan tidur dan meningkatkan kesuburan tanah secara umum sesuai dengan rencana bersama.
8. Kewajiban yang setara bagi semua untuk pekerja. Pembentukan tentara industrial khususnya untuk pertanian.
9. Kombinasi Agrikultur dengan industri manufaktur, penghapusan bertahap perbedaan antara kota dan desa, dengan distribusi yang lebih seimbang kepada seluruh penduduk negeri.
10. Pendidikan bebas untuk anak-anak di sekolah publik. Penghapusan tenaga kerja anak-anak di pabrik, kombinasi pendidikan dengan produksi industri dan seterusnya.
Dalam
perkembangannya kemudian analisis Karl Marx tentang kehancuran kapitalisme
tidak terwujud.Kapitalisme tidak mengalami kehanmcuran seperti yang
diprediksikan Karl Marx.Hal ini terjadi Karena tatanan masyarakat juga telah
berubah.Menurut Magnis Suseno ada dua perkembangan yang tidak diantisipasi oleh
Karl Marx,yaitu:
1.Menyangkut
buruh.Ternyata buruh tidak selamanya menjadi kelas masyarakat yang
miskin.Justru mereka terus-menerus meningkatkan
kedudukannya.Dalam kenyataan
sekarang majikan juga membutuhkan
buruh.Dimana buruh bisa melakukan tawar-menawar
dengan majikan.
2.Menyangkut possisi kuat Negara.Negara sebenarnya tidak
pernah membiarkan bidang ekonomi berjalan
dengan dinamikanya sendiri seperti yang dikatakan Marx.Mekanisme pasar
ada,namun Negara juga turut campur tangan dalam perekonomian modern.Misalnya
dengan melakukan kebijakan pajak.
Demikianlah blog saya tentang Sejarah Perkembangan masyarakat Menurut Karl Marx semoga bermanfaat.Saya juga berharap saran dan kritik dari kawan-kawan.Terima kasih