Kamis, 07 Agustus 2014

Sejarah Perkembangan Masyarakat Karl Marx

Sejarah Perkembangan masyarakat Menurut Karl Marx
         Dalam menganalisis perkembangan masyarakat Karl Marx menegaskan bahwa berubah dan berkembangnya masyarakat itu ditentukan oleh cara mereka memproduksi barang-barang material.Cara produksi itu ditentukan oleh tenaga produktif,berubah dan berkembangnya tenaga produktif akan menentukan hubungan produksi,yang selaanjutnya menentukan system ekonomi masyarakat.

        Berdasarkan cara dan alat produksi Marx membagi perkembangan masyarakat menjadi 7 :
a. Masyarakat Agraris/komunal primitif
Disebut masyarakat komunal primitif  karena sistem ekonominya bersifat komunal dan alat kerjanya masih primitif. Sistem ekonomi komunal primitif ialah sistem ekonomi yang alat produksinya milik komune, tujuan produksinya untuk kepentingan komune, dan hasil produksinya hanya hanya cukup untuk kebutuhan pribadi saja.Makin banyaknya anggota kelompok dan berkembangnya teknologi(dengan ditemukannya logam)maka terjadilah persaingan dalam perebutan wilayah.Perbaikan alat produksi menyebabkan terjadinya perubahan social.Pembagian pekerjaan dalam proses produksi mulai terjadi begitu pula system barter walau masih sangat sederhana sehingga mulai tercipta hubungan kerja.Kebutuhan terus bertambah sesuai dengan perkembangannya. Hal ini mendorong warga kelompok bekerja lebih intensif meningkatkan produksinya untuk mencukupi kebutuhan.Hasilnya masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya bahkan dapat menyimpannya sebagai persediaan.Disamping itu timbul pula pikiran untuk melakukan perampasan terhadap pihak lain. Perkembangan tenaga produktif terus berjalan kontradiktif dengan hubungan produksi lama yang komunal primitif. Perkembangan itu tidak tercegah hingga hubungan produksi komunal primitif menjadi goyah.


b. Masyarakat Pemilikan Budak
Negara tidak selamanya ada. Negara baru muncul karena munculnya pertentangan yang tajam antar masyarakat, dan dimulai pada zaman perbudakan. Zaman perbudakan merupakan awal dari menajamnya pertentangan dalam masyarakat yang sebelumnya tidak mengenal kelas, yaitu masyarakat komunal primitif komunitas tradisonal), sebuah masyareakat dimana setiap orang dipandang sejajar baik dalam hak maupun kewajiban.Proses perkembangan perdagangan dan capital di zaman kuno serta adanya hubungan antara pemilik alat-alat produksi dan kaum pekerja melahirkan perbudakan.Tuan budak memiliki sepenuhnya budak,bukan hanya tenaganya tetapi juga manusianya,karena itu budak boleh dijual bahkan dibunuh.Budak juga digunakan sebagai ukuran kekayaan oleh kaum-kaum tuan budak.Tuan budak merampas semua produksi dan hasil kerja budaknya. Budak yang bekerja diberi upah yang minim untuk mempertahankan tingkat kerjanya dan supaya tidak mati. Tidak ada batas waktu jam kerja. Mereka bekerja dibawah ancaman cambuk dan pukulan mandor dan tukang pukul yang mengawasi pekerjaannya. Sedikit saja budak-budak itu dianggap teledor, tidak cepat, tidak cekatan, malas dsb, mereka terus saja dicambuk dan dipukul oleh mandor atau tukang pukul itu. Ekonomi dalam masyarakat pemilikan budak mengalami perkembangan maju sejalan dengan perkembangan tenaga kerja produktif. Juga kebudayaan, seni dan teknik mengalami perkembangan yang pesat dan menonjol. Ini terjadi dan dimungkinkan karena sudah lahir klas yang berkesempatan untuk memikirkan dan berkepentingan akan hasil perkembangan kebudayaan, seni, dan teknik, yaitu klas tuan budak. Tuan-tuan budak dan raja-raja budak sebagai klas penindas dan penghisap sudah sama sekali lepas dari proses produksi. Karena itu mereka mempunyai banyak waktu dan sangat berkesempatan untuk memikirkan perkembangan kebudayaan, seni dan teknik. Mereka sangat berkepentingan akan hal itu untuk bisa lebih meningkatkan eksploitasi ekonomi dan menikmati hasil penghisapannya dalam kehidupannya. Perkembangan maju teknik juga membawa maju perkembangan ekonomi. Hasil eksploitasi ekonomi tuan-tuan budak dan raja-raja budak tambah meningkat. Pertukaran barang-barang keperluan hidup yang mereka hasilkan menjadi ramai diantara mereka dan didalam kehidupan masyarakat.Setelah adanya uang sebagai alat tukar, maka jumlah barang yang dipertukarkan semakin banyak. Kebutuhan masyarakat terus bertambah dan berkembang. Berhubung dengan itu pertukaran juga berkembang dan meluas, yang membuat tuan-tuan budak tertarik dan berkepentingan pula untuk bisa melayani dan mengimbangi dengan menghasilkan barang-barang lebih banyak. Ini berarti bahwa bahwa tuan-tuan budak juga memerlukan kerja yang lebih keras dari budak budaknya. Maka lalu terjadi pemerasan yang lebih hebat terhadap budak-budak oleh tuan-tuan budak. Tuan-tuan budak memeras budak-budaknya lebih hebat lebih hebat untuk kepentingannya sendiri. Budak-budaknya dipaksa untuk kerja lebih keras lagi dari sebelumnya tanpa mengingat batas kekuatan kerja budak-budaknya dengan tujuan untuk bisa menghasilkan barang-barang lebih banyak lagi sesuai dengan kehendak tuan-tuan budak. Budak-budak tidak bisa berbuat lain kecuali hanya harus menuruti keinginan tuan-tuan budaknya dengan terpaksa bekerja lebih keras. Budak-budak bekerja lebih kerasnya. Budak-budak bekerja begitu kerasnya sampai akhirnya melampaui batas kekuatannya.Tuan budak melengkapi dirinya dengan mengangkat tukang pukul untuk menghadapi perlawanan para budak. Walau begitu perlawanan budak-budak bukan mereda dan padam, tetapi terus berjalan disana-sini tidak terkendalikan. Bahkan akhirnya sampai menjadi dan terjadi pemberontakan-pemberontakan budak yang sama-sama menentang dan menolak kerja serta merusak dan menghancurkan alat-alat kerja. Sedang yang tidak sampai berontak, kerjanya menjadi bermalas-malasan karena sudah kehabisan tenaga sehingga tidak bisa mencapai target yang ditentukan oleh tuan budak. Bahkan kerja budak menjadi merosost jauh dibawah target yang akibatnya perkembangan ekonomi masyarakat pemilkian budak menjadi terhalang dan rusak. Budak-budak sudah tidak sanggup dan sudah tidak bisa dipaksa lagi untuk bekerja diluar batas kemampuannya menuruti keinginan tuan-tuan budak dalam mengejar kekayaan. Mereka bahkan menuntut kebebasan dan kemerdekaan dirinya untuk menjadi orang-orang merdeka.
Menghadapi keadaan dan tuntutan budak-budaknya itu, tuan-tuan budak berusaha untuk mengatasinya dengan melakukan penindasan yanglebih keras, kejam dan sewenang-wenang. Tetapi juga tetap tidak berhasil dan sia-sia. Soalnya juga menjadi tetap dan tidak terpecahkan. Perkembangan ekonomi masyarakat pemilikan budak terus memburuk dan bertambah rusak. Keadaan ini menunjukkan bahwa hubungan produksi pemilikan budak tidak sesuai lagi dengan perkembangan tenaga produktif. Itu berarti bahwa hubungan produksi pemilikan budak sudah tidak bisa dipertahankan. Bingkainya sudah sempit bagi gerak dan perkembangan tenaga produktif. Maka harus di diganti dengan bentuk hubungan produksi baru yang sesuai dengan perkembangan tenaga produktif.
Hubungan produksi dan masyarakat pemilikan budak merupakan hubungan produksi dan masyarakt penindasan dan penghisapan yang paling kasar, kejam dan sewenang-wenang dalam sejarah perkembangan masyarakat. Tetapi walau begitu, masyarakat pemilikan budak merupakan awal dari berkembangnya kebudayaan, seni, “teknik”, dan politik. Filsafat, ilmu, sastra, pembangunan, negara, dan sebagainya, Lahir dan mulai berkembang pada zaman masyarakat pemilikan budak. Hal itu telah membawa kemajuan dan perkembangan lebih lanjut bagi ilmu dan sosial. Masyarakat pemilikan budak juga merupakan masyarakat pertama yang berklas dan bernegara. Dalam masyarakat pemilikan budak lahir berbagai ilmu dan pandangan tentang duniayang mendasari perkembangan ilmu-ilmu dan pandangan-pandangan tentang dunia itu. Begitulah masyarakat pemilikan budak merupakan masyarakat yang paling negatif, tetapi juga mempinyai peranan yang sangat positif bagi kehidupan manusia dalam perkembangan masyarakat
Klas-klas social pemilikan budak terdiri dari: klas pemilik budak,klas penjaga pemilik budak,klas rohaniawan,klas pedagang,klas buruh dan klas petani.



c. Masyarakat Feodalisme
Hubungan produksi feodal terbentuk dan berlangsung sesuai dengan tuntutan perkembangan tenaga produktif sesuai bagi kelonggaran geraknya. Sebagaiman budak yang merupakan tenaga kerja sebagai unsur tenaga produktif telah mendapat kebebasan dan kemerdekaan sesuai dengan tuntutannya. Budak yang kemudian menjadi tani hamba dalam hubungan produksi feodal, pada hakekatnya juga budak. Tapi bukan lagi budak yang boleh dibunuh dan dijual belikan seperti pada jaman pemilikan budak. Tani hamba bukan budak yang diikat dengan rantai dikakinya pada waktu sedang bekerja seperti pada jaman pemilikan budak. Dalam masyarakat feodal ditentukan oleh kepemilikan tanah. Hukum ekonomi pokok feodalisme ialah pemilikan tanah oleh tuan feodal dan kerja tani hamba dalam ikatan tanah garapan milik tuan feodal dibawah syarat ketentuan dan kepentingan tuan feodal. Tanah-tanah dikuasai dan merupakan milik tuan feodal. Diatas tanah itulah tani hamba bekerja, hidup diikat dengan tanah garapannya oleh tuan feodal atas dasar ketentuan dan kepentingan tuan feodal. Tuan feodal kecuali pemilik dan penguasa tanah, juga penguasa dan pengendali pemerintahan negara. Dengan kekuasaannya itu tuan feodal menindas dan menghisap tani hamba serta menjaga keselamatan pemilikannya atas tanah dan kelangsungan penguasannya aras tanahnya itu sebagai sumber pokok dan utama bagi pangan, kekayaan, dan biaya pemerintahan. Dengan begitu tani hamba tani hamba benar-benar sangat sulit bisa hidup lepas dari ikatan penindasan dan penghisapan dalam hubungan produksi feodalisme. Tani hamba mengalami berbagai macam bentuk penindasan dan penghisapan feodalisme. Mereka bekerja menggarap tanah dengan hasilnya sebagian besar untuk tuan feodal, dan hanya sebagian sangat kecil untuk dirinya sendiri. Mereka bekerja di dua tempat atau di dua bagian tanah, yaitu diatas tanah tuan feodal dan diatas tanah garapannya sendiri. Untuk itu, waktu kerja mereka di bagi. Berapa hari dalam satu minggu atau berapa minggu dalam satu bulan, dan sebagainya. Mereka bekerja penuh diatas tanah tuan feodal. Kemudian sisa hari atau minggu sesudah bekerja diatas tanah tuan feodalnya, mereka bekerja diatas tanah garapannya sendiri dengan hasilnya semua untuk dirinya sendiri. Dengan kedudukannya yang demikian itu maka pada hakekatnya tani hamba adalah manusia setengah budak, yaitu manusia yang sudah tidak boleh dibunuh, tetapi masih bisa di jual belikan bersama tanah garapannya. Pertukaran yang terus berkembang, tambah luas jangkauannya. Bahan atau barang yang diperlukan tambah banyak macam dan jenisnya. Hal itu mendorong timbulnya perantara, yaitu orang yang khusus melayani pertukaran sebagai penghuibung antara pemakai bahan atau barang yang diperlukan oleh masing-masing. Mereka diperlukan dalam pertukaran yang semakin ramai dan meluas. Dengan adanya perantara, pertukaran berlangsung secara sederhana dan praktis. Tidak perlu semua orang yang berkepentingan mesti langsung melakukannya. Dengan begitu mereka bisa mempunyai dan menggunakan waktu lebih banyak untuk melakukan produksi. Karena itu kegiatan ekonomipun bertambah.
Tahap demi tahap produksi kecil-kecilan rumah tangga bukan hanya dilakukan produsen tapi juga oleh kaum tani hamba sebagai kerja sambilan.Hal itu melahirkan masyarakat pedagang keliling dan kelompok masyarakat magang kerja,dimana mereka akhirnya mereka membentuk suatu masyarakat kota yang mempunyai struktur menyerupai negara yang akhirnya menjadi .kerajaan.Karena alat produksi berkembang,produksi barang perusahaan rumah tangga pun berkembang.Perkembangan-perkembangan itu menarik tuan feudal untuk juga mendapatkan keuntungan dengan menarik pajak yang tinggi dan meminta upeti dari kaum tani hamba. Tindakan raja feodal itu menimbulkan ketidakpuasan dan tentangan-tentangan dari kaum produsen dan perantara atau pedagang. Selanjutnya mendorong mereka untuk bersatu dalam satu wadah sesuai dengan lapangan kegiatannya dan kepentingannya masing-masing. Maka timbullah perkumpulan-perkumpulan mereka untuk melindungi diri dari tindakan-tindakan raja feodal yang memeberatkan dan untuk mencapai kepentingan bersama. Perkumpulan-perkumpulan itu disebut gilde. Kaum produsen sebagai tukang, bersatu dalam satu perkumpulan tukang yang disebut gilde tukang. Sedang kaum perantara atau kaum pedagang, bersatu dalam satu perkumpulan tersendiri yang disebut gilde dagang.Namun kenyataan yang ada banyak para pekerja yang kehilangan alat kerjanya untuk membayar utang kepada kepala gilde.Sehingga harus menjadi upahan kepala gilde. Sejalan dengan proses perkembangan kehidupan intern gilde yang demikian itu, dan untuk mengintensipkan serta menyatukan kwalitas produksi, timbullah perubahan sistem kerjasama dalam gilde. Produksi barang tidak lagi dikerjakan oleh seseorang dari awal samapi akhir jadinya, tetapi dikerjakan bersama atas dasar pembagian kerja khusus yang hanya mengerjakan satu jenis atau satu tinggkat pekerjaan dari seluruh pekerjaan pembuatan satu jenis barang. Membuat sepatu tidak seluruh pekerjaan dikerjakan hanya oleh seseorang,tetapi dibagi-bagi.Melihat .Pada masa itu uang yang dulu berfungsi sebagai alat tukar berkembang fungsinya sebagai capital dan sebagai alat menyimpan dan menimbun kekayaan.Hal ini membuat kaum feodal melakukan penindasan,perampasan,serta pungutan pajak yang lebih besar lagi,bahkan melakukan kerja paksa. Ketidakpuasan klas-klas baru dan tani hamba serta kaum produsen kerajinan tangan dan lain-lain. Akhirnya meledak dan menimbulkan aksi-aksi serta perlawanan-perlawan yang menentang ketentuan-ketentuan dan tindakan-tindakan tuan-tuan dan raja-raja feodal memberatkan. Aksi-aksi dan perlawanan-perlawanan klas-klas baru yang didukung oleh tani hamba dan kaum produsen kerajinan tangan dan lain-lain, mengalami penindasan-penindasan dari tuan-tuan dan raja-raja feodal. Tetapi aksi-aksi dan perlawanan-perlawana itu terus berkembang tidak terbendung dan meyulitkan kehidupan feodalisme lebih lanjut. Maka akhirnya hubungan produksi feodalisme tidak bisa bertahan, dan hancurlah hubungan produksi feodalisme itu, di ganti dengan hubungan produksi kapitalisme yang sesuai dengan perkembangan tenaga produktif. Salah satunya adalah Revolusi Perancis 1781 – 1791. Masyarakat feodal dinegasikan dan kemudian berubah menjadi masyarakat kapitalis seperti sekarang.


Klas-klas social yang terdapat dalam masyarakat Feodal yaitu: Petani. klas Raja,klas Bangsawan,klas Prajurit,klas Rohaniawan,klas Borjuis,klas Buruh,dan klas


d.Masyarakat Kapitalisme
            Menurut Karl Marx kapitalisme adalah sistem sosio-ekonomi yang dibangun untuk mencari keuntungan yang didapat dari proses produksi,bukan dari dagang,riba,memeras,ataupun mencuri secara langsung,tetapi dengan cara mengorganisasikan mekanisme produksi tertentu sehingga mengurangi biaya produksi seminimum mungkin.Masyarakat pada masa kapitalis adalah masyarakat yang menghendaki kebebasan individu.Kelas kapitalis mempekerjakan kaum buruh yang terpaksa menjual tenaganya karena tidak memiliki pabrik dan alat produksi lainnya, maka dalam sistem kapitalis terlihat adanya fenomena baru yaitu, hubungan produksi yang memungkinkan terus-menerus meningkatkan alat produksi, caranya adalah memperbaharui pabrik-pabrik, moderni­sasi mesin-mesin dengan menggunakan tenaga uap dan listrik. Akibat langsung dari sistem macam ini adalah kerja menjadi terspesialisasi, aktivitas persaingan mencari pasaran hasil produksi menjadi tugas utama kaum kapitalis, sedang pada saat yang sama upah dan kesejahteraan yang tidak kunjung datang menjadi dambaan kaum pekerja.Kapitalisme telah menyebabkan manusia sebagai pekerja,tidak lagi mempunyai control atas potensi yang terkandung dalam kerja mereka.Potensi ini,disebut Marx sebagai labour power(tenaga kerja),kepada kapitalis dipertularkan dengan benda abstrak yang terdapat dalam upah.Untuk mencapai nilai surplus dari produksinya,maka kapitalis memaksa parah buruh untuk bekerja lebih lama dari seharunya.Akibat dari tindakan kapitalis tersebut,menyebabkan para buruh mengalami keterasingan dalam kehidupannyaMasyarakat kapitalis adalah masyarakat penghisapan kaum kapitalis atas kerja kaum buruh atau masyarakat kapital yang menghisap darah manusia dan masyarakat uang yang menimbun kekayaan serta masyarakat barang dagangan yang mengejar keuntungan. Kapital atau modal dalam masyarakat capital adalah hubungan social dari suatu dominasi,suatu ungkapan tentang hierarki struktur kelas di masyarakat.Kapital, uang dan barang dagangan itu bergerak dari nafas penghisapan atas kerja kaum buruh. Ketiga-tiganya merupakan tiga serangkai yang mempunyai peranan penting dalam gerak masyarakat dan kehidupan kapitalis yang hidup dari nafas penghisapan atas kerja kaum buruh. Sebab kapitalis tidak bisa hidup menghisap tanpa kapital dan tanpa peranan uang serta produksi barang dagangan. Penghisapan kapitalis atas tenaga kerja dan hasil kerja kaum buruh begitu halus, melalui jalan yang sangat berliku-liku dengan cara-cara yang rumit, sangat terselubung dan penuh rahasia. Demikian itu penghisapan kaitalis atas buruh menjadi sangat tidak kentara. Begitu tidak kentaranya sampai bisa tidak dimengerti dan tidak terasa oleh kaum buruh bahwa sesungguhnya mereka itu hidup bekerja didalam cengkeraman dan dibawah penghisapan kapitalis.
               Penghisapan kapitalis yang demikian itu menampakkan diri dengan melantunkan sangat banyak gejala dalam berbagai macam bentuk yang mengandung sangat banyak persoalan. Persoalannya begitu banyak dan tidak sederhana hingga tidak mudah bisa dimengerti begitu saja, baik oleh kaum buruh yang terhisap maupun oleh mereka yang menangkap gejalanya. Tapi walau begitu dan bagaimanapun, rahasia persoalan penghisapan kapitalis bukan suatu hal yang tidak bisa diungkap. Satu-per-satu dan semua bisa diangkat ke permukaan serta bisa diketahui dan dimengerti secara jelas masalah dan persoalannya.Perkembangan teknologi yang semakin canggih menciptakan spesialisasi bidang usaha,sehingga semakin memperluas pasar.Persaingan antara sesama kaum kapitalis pun tak terhindarkan.Akibatnya kaum buruh mengalami kesengsaraan.Hal ini membuat kaum buruh mengadakan revolusi,merebut kekuasaan politik dan merebut kekuasaan alat produksi,untuk dijadikan milik bersama seluruh masyarakat.Menurut Karl Marx kapitalisme akan runtuh,dan digantikan oleh sosialis-komunis.
Klas-klas  social pada masyarakat kapitalis yaitu:klas Pemilik modal,klas Penguasa Negara,klas Angkatan perang,klas Cendekiawan,klas Feodal,klas Buruh,klas Petani


e. Masyarakat Sosialisme
                Masyarakat sosialis adalah masyarakat yang lahir lewat perjuangan revolusioner klas buruh atau proletar dalam menghancurkan kapitalisme.Masyarakat sosialis berdiri atas dasar pemilikan alat-alat produksi secara sosial.Dalam proses ekonomi produksi masyarakat sosialis bersifat kolektif sehingga dalam proses produksi tidak terjadi kontradiksi yang antagonis. Perbedaannya dengan sistem masyarakat komunal adalah alat-alat produksi dalam sistem sosialis berdasarkan atas hasil dari kebudayaan manusia yang telah tinggi. Sistem sosialis dirancang untuk memberi kebebasan bagi manusia mencapai harkatnya tanpa penindasan. Kerja pada fase ini adalah sebagai sarana obyektivasi setiap individu, sehingga kerja bukanlah pekerja paksaan sebagaimana dalam kapitalisme, melainkan kerja atas dasar kebebasan dan Universalitas manusia.Dengan lain, kata sebuah sistem yang mengingin­kan hapusnya kelas-kelas dalam masyarakat. Sosialisme merupakan tahapan masyarakat transisional menuju masyarakat komunis, yaitu masyarakat tanpa negara dan kelas.
            Dalam sosialisme, negara masih ada, hanya saja fungsinya sudah jauh berkurang dan melemah yaitu hanya sebagai alat mempertahankan hasil revolusi dari serangan balik kaum borjuis. Negara dalam hal ini adalah dalam bentuk kediktatoran proletariat yang bertugas untuk memangkas sisa-sisa kelas borjuis yang ada.Dari sini bisa di pahami bahwa Negara dalam konsepsi sosialisme adalah berbentuk kediktatoran proletariat. Selain itu, Negara dalam perkembangannya adalah sesuatu yang harus dilenyapkan, sebab dalam pemikiran sosialisme Marx, Negara merupakan perwujudan dari system kelas yang dalam hal ini harus dilenyapkan
                Dalam masyarakat sosialis ,industry dikelola oleh negara.Jumlah produksi ditetapkan oleh Negara atas dasar kebutuhan rakyat.Upah kerja didasarkan pada basis upah minimum.Prinsip ekonimi masyarakat sosialis adalah mandiri.
                Dalam masyarakat sosialis masih terdapat klas-klas yaitu klas buruh,sisa borjuis,dan sisa feudal.Karena klas borjuis dan feudal masih berusaha memiliki alat-alat produksi,maka perjuangan kaum sosialis masih belum usai.
Klas-klas social yang terdapat pada masyarakat sosialis yaitu:Klas Partai penguasa,klas Angkatan perang,klas Cendikiawan,klas Borjuis,klas Feodal,klas Buruh dan klas Petani.



 f.Masyarakat Komunisme

            Fase Masyarakat Komunisme merupakan tahap Sejarah Perkembangan masyarakat Menurut Karl Marx yang terakhir .Fase masyarakat komunisadalah fase dimana kelas dan negara adalah benar-benar telah lenyap. Sekilas dapat dikatakan sosialisme sama dengan komunisme,namun menurur Karl Marx keduanya berbeda.Perbedaan ke dua fase tersebut dapat dilihat dari:

 1.Produktifitas
                Dalam fase sosialisme produktifitas masih rendah,dan kebutuhan materi belum terpenuhi secara cukup.Sementara itu dalam fase komunisme produktifitas sudah tinggi sehingga semua kebutuhan materi sudah produksi secara cukup dengan dengan begitu perekonomian dapat memenuhi kebutuhan semua masyarakat secara berkelimpahan.
2.Hakekat manusia sebagai produsen
              Dalam fase sosialisme masyarakat belum cukup menyesuaikan diri sehingga menjadikan kerja sebagai hakikat dari mementingkan intensif materi untuk bekerja.Sedangkan pada fase masyarakat komunisme,kerja sudah menjadi kakekat.Manusia bekerja dengan gembira dan sukacita.Semua pekerjaan dilakukan secara sukarela,dengan efisien ,tanpa terlalu mengharapkan intensif langsung seperti upah,yang hanya merupakan produk sampingan dari kerja.
3.Pembagian pendapatan
            Dalam fase sosialisme berlaku prinsip ”dari masing-masing sesuai dengan kemampuannya,untuk setiap orang sesuai dengan pekerjaanya sendiri”.Sedangkan dalam fase komunisme berlaku prinsip ”dari masing-masing sesuai dengan kemampuannya,untuk setiap orang sesuai dengan kebutuhannya”.

              Pada fase masyarakat komunisme otoritas pengendali proses produksi bukan lagi kediktatoran proletariat melainkan sebuah partai tunggal yang bernama partai komunisme. Dalam istilah Marx, fase awal sebagai tahapan tranformasi masyarakat dari kapitalisme ke sosialisme, Marx menyebutnya sebagai “fase Komunisme Liar”. Sedangkan pada fase yang kedua sebagai tahap puncak perkembangan masyarakat, Marx menyebutnya dengan fase “Komunisme Puncak”.
            Pada masyarakat komunis perbudakan manusia tidak ada lagi karena adanya pembagian kerja yang adil,tidak ada lagi konflik,tidak ada lagi negara,tidak ada kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi,tenaga kerja tidak lagi menjadi alat produksi tetapi menjadi dasar kebutuhan hidup,tiap orang bekerja sesuai dengan kemampuannya, dan masyarakat sudah hidup makmur.Dalam masyarakat komunis sudah tidak ada kelas lagi,semua sumber alam dan alat-alat produksi menjadi milik bersama. Pada fase ini, setiap manusia dapat mencapai kecakapan dalam bidang apapun. Hari-hari setiap orang akan dihabiskan dengan kegiatan yang menyenangkan dan pengembangan kreatifitas manusia. Manusia akan hidup dengan damai dan harmonis, baik dengan dirinya sendiri, orang lain maupun alam.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam merevolusi sistem produksi lama (kapitalisme) menuju masyarakat baru (komunisme) adalah sebagai berikut :
1. Penghapusan properti tanah dan aplikasi semua sewa tanah demi tujuan publik.
2. Pajak pendapatan yang progresif atau bertahap.
3. Penghapusan semua hak warisan.
4. Penyitaan semua properti dari imigran dan pemberontak.
5. Sentralisasi kredit ditangan negara dengan menggunakan bank nasional dengan modal negara dan    monopoli eksklusif.
6. Sentralisasi alat-alat komunikasi dan transportasi di tangan negara.
7. Perluasan pabrik-pabrik dan alat produksi milik negara, penanaman lahan tidur dan meningkatkan kesuburan tanah secara umum sesuai dengan rencana bersama.
8. Kewajiban yang setara bagi semua untuk pekerja. Pembentukan tentara industrial khususnya untuk pertanian.
9. Kombinasi Agrikultur dengan industri manufaktur, penghapusan bertahap perbedaan antara kota dan desa, dengan distribusi yang lebih seimbang kepada seluruh penduduk negeri.
10. Pendidikan bebas untuk anak-anak di sekolah publik. Penghapusan tenaga kerja anak-anak di pabrik, kombinasi pendidikan dengan produksi industri dan seterusnya.
                Dalam perkembangannya kemudian analisis Karl Marx tentang kehancuran kapitalisme tidak terwujud.Kapitalisme tidak mengalami kehanmcuran seperti yang diprediksikan Karl Marx.Hal ini terjadi Karena tatanan masyarakat juga telah berubah.Menurut Magnis Suseno ada dua perkembangan yang tidak diantisipasi oleh Karl Marx,yaitu:
1.Menyangkut buruh.Ternyata buruh tidak selamanya menjadi kelas masyarakat yang
  miskin.Justru mereka terus-menerus meningkatkan kedudukannya.Dalam kenyataan
  sekarang majikan juga membutuhkan buruh.Dimana buruh bisa melakukan tawar-menawar
  dengan majikan.


2.Menyangkut possisi kuat Negara.Negara sebenarnya tidak pernah membiarkan bidang ekonomi     berjalan dengan dinamikanya sendiri seperti yang dikatakan Marx.Mekanisme pasar ada,namun Negara juga turut campur tangan dalam perekonomian modern.Misalnya dengan melakukan kebijakan pajak.

Demikianlah blog saya tentang Sejarah Perkembangan masyarakat Menurut Karl Marx semoga bermanfaat.Saya juga berharap saran dan kritik dari kawan-kawan.Terima kasih